Halaman:Bwee Hoa.pdf/51

Halaman ini tervalidasi

BWEE HOA

47

nja jang tadjem dirasaken lebih sakit oleh Bwee Hoa dari iapoenja poekoelan.

„Ja, kaoe memang tjoema bisa tjotjok dengen Tek Bie roepanja! Sajang Tek Bie itoe boekan kapitan, tapi tjoema satoe djoeroetoelis sadja jang gadjihnja belasan roepiah. Dan kaoe poenja iboe bapa tentoe ada lebih mengerti tentang harganja oewang, he?”

Bwee Hoa tida bisa tahan lagi iapoenja kesabaran, ia laloe merangsang, menjakar dan menendang pada itoe kapitan. Ia mendjadi kalap dan seolah-olah satoe matjan betina ia menjerang pada Goat Soe. Tapi biar prempoean bagimana koeat di mana bisa melawan pada satoe lelaki jang masih koeat. Dengen memoekoel bebrapa kali Goat Soe bikin Bwee Hoa terdjoengkel di satoe podjok. Sesoedahnja itoe sebagi orang jang merasa poeas Goat Soe laloe berdjalan kloear.

Sekoedjoer badannja ia rasaken sakit. Sekarang Bwee Hoa tida menangis lagi, ia soedah terlaloe banjak menangis, hingga iapoenja aer mata rasanja kering. Tapi tambah diperlakoeken begitoe, tambah perasa'annja pada Tek Bie mendjadi mateng. Ia insjaf, jang tjoema dengen Tek Bie ia bisa merasa tjotjok dan djikaloe ia mendjadi istrinja Tek Bie, ia tentoe aken dipoedja dan didjoendjoeng sebagi dewi, boekan sebagi