48
TJERITA ROMAN
sekarang ia diperlakoeken lebih-lebih dari boedak belian. Tjoema satoe goendik!
Satoe pikiran aken lakoeken pembalesan telah timboel di dalem hatinja Bwee Hoa. Satoe pikiran jang sama sekali tida soetji, tapi apatah lagi jang ketinggalan soetji dalem dirinja seorang prempoean, ja, jang masih boleh dibilang anak-anak, jang dapet perlakoean begitoe roepa?
Manoesia, lelaki dan prempoean, sama-sama terdiri dari darah dan daging, jang sama-sama mempoenjai perasa'an, tapi dalem anggepannja orang sebagi Goat Soe, orang prempoean tjoema machloek setengah binatang jang tida mempoenjai perasa'an dan tjoema ada harganja boeat dibikin permaenan. Jang iboenja sendiri ada orang prempoean, itoe Goat Soe tjoema inget tempo-tempo sadja.
Ja, pembalesan nanti Bwee Hoa lakoeken, biar apa djoega nanti kedjadian. Dan poen baroe sekarang ia merasa jang ia sebetoelnja menjinta pada Tek Bie. Tapi bagimana ia moesti dapetken lagi perhoeboengan dengen itoe pemoeda, sedeng pada orang toeanja sendiri ia soesah boeat berhoeboengan ?
Tapi hati jang menjinta timboelken akal.
Bwee Hoa inget jang pada iapoenja harian nikah, Tek Bie telah beriken satoe boekoe padanja,