Halaman:Bwee Hoa.pdf/74

Halaman ini tervalidasi

70

TJERITA ROMAN

VIII.

SE L A M A di dalem kreta kapitan Goat Soe tida berkata satoe apa, tjoema iapoenja gigi sebentar-bentar kedengeran bertjatroek-tjatroek lantaran goesar. Bwee Hoa sendiri tinggal toendoekin kepalanja. Ia tida bisa berpikir, tjoe­ma ia poenja hati dirasakan perih. Kenapa waktoe baroesan ditampar, Tek Bie tinggal mendjoeblek seperti patoeng, kenapa ia tida melawan? Kaloe ia, Bwee Hoa, dipoekoel oleh itoe kapitan dan ia tida melawan, itoe tida berarti apa-apa, kerna ia melaenken ada seorang prempoean, tapi Tek Bie? Oh, Tek Bie, kenapa kaoe kasih diri, moe dihinaken begitoe?

Begitoe sampe di gedongnja, kapitein Goat Soe laloe tarik tangannja Bwee Hoa dari kreta dan pimpin padanja ka dalem kamar. Sesampenja di sana ia laloe koentjiken pintoe dan djorokin pada Bwee Hoa dengen keras, hingga Bwee Hoa ter­lempar di satoe podjok. Ia tendang dan tendang lagi sekali pada Bwee Hoa, jang djadi merintih-rintih lantaran kesakitan. Belon merasa tjoekoep dengen tendangan sadja, kapitein Goat Soe laloe ambil satoe kimotjeng jang terbikin dari rotan dan beroelang-oelang ia sabetken ini rotan di moekanja Bwee Hoa, hingga di itoe roman jang