Halaman:Bwee Hoa.pdf/83

Halaman ini tervalidasi

BWEE HOA

79

ia menanja pada anaknja.

„Apa artinja ini semoea?” tanja ia sambil menoendjoek pada itoe tanda-tanda goeratan jang biroe di moskanja Bwee Hoa dengen tangan goemeteran.

„Saja dipoekoelin,” menjaoet Bwee Hoa dengen plahan.

Itoe lootia djadi seperti kalap.

„Binatang! Ia lagi-lagi poekoelin sama goea poenja anak? Betoel kapitan binatang. Nanti! Nanti!”

Dengen tida taoe apa jang sebetoelnja ia berboeat, lootia pergi di kamarnja ambil satoe revol­ver dan dengen ini sendjata di tangan ia hendak berdjalan kloear, tapi Bwee Hoa menoebroek padanja.

„Djangan, papa! Boekan ia jang salah, Bwee jang salah, Bwee jang berdosa!”

Dan dengen sabar Bwee Hoa laloe toetoerken iapoenja riwajat penghidoepan sadjek ia menikah dengen itoe kapitan. Bagimana ia tida bisa dapetken kebroentoengan dan bagimana achirnja ia telah bikin perhoeboengan resia dengen Tek Bie. Dan ia soedah akoehi teroes terang semoea kesalahannja di depan iapoenja soeami dan bagimana iapoenja soeami soedah labrak padanja.