Halaman:Bwee Hoa.pdf/93

Halaman ini tervalidasi

BWEE HOA

89


„Djadi!” kata Tjoe Ling, „loe djangan moengkir!”

Dan dengen tindakan jang tida tetep ia berdjalan kloear, dipandeng oleh iapoenja sobat-sobat.

Itoe soehian kebetoelan letaknja tida sebrapa djaoeh dari roemahnja lootia Djoen Kong, hingga segala apa jang kedjadian di depan roemahnja itoe lootia bisa terliat teges dari itoe roemah plesiran. Begitoe maka itoe semoea pemoeda mengetahoei, jang pada itoe djam lootia Djoen Kong ti­da di roemahnja, kerna ia moesti oeroes iapoenja pekerdja'an di kongsi dari itoe tanah partikoelir.

Itoe koetika Bwee Hoa sedeng berada di depan roemah, mendjaga Piet jang sedeng memaen di kebonan. Ia sama sekali tida taoe, jang serombongan pemoeda mengintjer padanja dan pada liat jang Tjioe Ling dateng menghampiri padanja. Taoe-taoe Tjioe Ling soedah masoek di kebon dan berada tida djaoeh dari mana ia berada. Bwee Hoa kira itoe orang ada keperloean pada ajahnja, tapi di dalem hatinja toch ada sedikit kekoeatiran, kerna itoe pemoeda ia sering liwat moendar-mandir di depan roemahnja. Ia hendak berlari ka dalem, tapi ia pikir lagi jang ia aken berlakoe tida taoe adat pada satoe tetamoe.

„Slamet sore, nona!” kata Tjoe Ling dan da-