Halaman:Bwee Hoa.pdf/95

Halaman ini tervalidasi

BWEE HOA

91


menoesoek hatinja. Sekarang ia baroe insjaf, bagimana iapoenja perboeatan jang tengik itoe bakal mendjadi boentoetnja boeat itoe prempoean jang sama sekali tida berdosa. Baroesan Tjioe Ling tjoema satoe binatang, tapi sekarang ia berbalik manoesia lagi. Ia merasa perih dan menjesel atas perboeatannja sendiri. Ia pandeng moekanja Bwee Hoa, jang toendoekin moekanja dalem keada'an jang begitoe mengantjoerken hati. Berboetir-boetir aer mata mengalir di mana pipinja.

Tjioe Ling kepingin itoe waktoe tanah melekah, soepaja ia boleh ambles ka dalem tanah, agar tida oesah meliat itoe pemandengan jang mengenesken. Ia tida taoe apa jang itoe sa'at ia moesti berboeat, tapi achirnja dengen bibir bergoemeteran ia berkata dengen soeara plahan :

„Ma'af, beriboe ma'af, nona! Baroesan saja berada dalem keada'an mabok!”

Tapi Bwee Hoa tida menjaoet, ia tjoema memandeng dengen matanja jang basah pada itoe pemoeda sekoetika lamanja. Itoe sinaran mata jang teraling dengen aer kesedihan dirasaken lebih heibat dari pada perkata'an pedes oleh Tjioe Ling. Plahan-plahan Bwee Hoa balikin badannja, dengen tindakan lesoe ia masoek ka dalem roe-