Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/39

Halaman ini tervalidasi

hati karena tidak mengetahui siapa sebenarnya lelaki yang bergaul dengannya. Yafda bertanya dalam dirinya sendiri : ”Kenapa aku harus mengalami hal seperti ini ? Dewatakah yang menghendaki” Yafda sudah tidak sanggup lagi bekerja keras karena kandungan telah bertambah besar. Yafda sangat takut karena hamil yang dialaminya tidak seperti perempuan lain. Yafda merasakan bahwa perutnya sangat besar, berdiripun susah apalagi bekerja. 11 bulan lamanya Yafda baru melahirkan dua ·orang putera kembar tersebut diberi nama Viton dan Mansi. Yafda sangat senang, kedua anak ini dibesarkan dengan penuh kasih sayang yang tiada terbatas.

Satunya-satunya harapan bagi Yafda kelak bisa membantu ibunya utk. mencari Matiriwu serta membunuhnya. Yafda mendidik anaknya dengan penuh keyakinan bahwa Viton dan Mansilah yang kelak akan melepaskan ibunya dari cengkeraman Matiruwu.Yafda tetap beranggapan bahwa : Matiruwu yang membuat Yafda terlepas dari kawan-kawan yang lain, sehingga kebencian Yafda terhadap Mitiriwu sudah tidak dapat dibayangkan lagi. Viton dan Mansi kian bertambah besar dan sudah bisa lancar berbicara.
Suatu malam sebelum tidur Viton tanya kepada ibunya: ”Ayah dimana bu” ”Ayahmu adalah seorang dewa ia tidak ada disini”. Yafda mulai menceriterakan kepada anak-anaknya mula kejadian sampai ibunya terasing dari kawan-kawan yang lain. Yafda menceriterakan tentang binatang buas pemakan manusia yang bernama Matiruwu. Viton dan Mansi mulai mendesak kepada ibunya agar Matiruwu segera dibunuh. Melihat keinginan dan keberanian anak-anaknya Yafda mulai melatih anak-anaknya memanah, menombak, serta mencari ikan dilaut. Semula Yafda tidak pergi mencari ikan dilaut. ia hanya hidup berkebun. Viton dan Mansi kian bertambah cerdik serta telah meningkat dewasa. Yafda mulai mengatur siasat untuk membunuh. MaflruWiiXafda memerintahkan anak-anaknya untuk membuat pagar mengelilingi pulau anus. Pekerjaan yang sangat berat ini dilakukan oleh Viton dan Mansi idak memakan tahun. Pagar ini dimaksudkan agar Matiruwu tidak bisa lolos dari pulau Anus. Viton dan Mansi menyiapkan busur dan anak panah yang cukup banyak untuk menghadapi binatang buas yang telah menghukum ibunya. Yafda berkata kepada kedua anaknya :

”Besok kita mulai penyerangan terhadap binatang tersebut. Dewa telah membisikkan kepadaku dimana Matiruwu berada. Besok

23