kawannya tidur lelap karena terlalu capai. Pagi harinya Mambri mengatur kawannya dengan memberikan tugas 3 orang setiap perahu. Mambri sendiri memilih Waruer adik kandungnya untuk menemaninya. Sebelum Mambri beserta kawannya meninggalkan pondok/bivak darurat Mambri mengatakan kepada kawan-kawannya agar berdoa lebih dahulu, sebab tanah yang ia pijak adalah tanah baru baginya, apalagi telah melihat dan mendengar sendiri bagaimana keramatnya pulau Matasi. Mambri memimpin doa dan minta kepada dewata terutama dewa laut agar usahanya dapat selamat dan diberi hasil yang melimpah. Setelah selesai doa Mambri berpesan agar hasil-hasil yang diicapai sebagian disisihkan untuk keluarga mereka yang ditinggalkan. Mambri beserta kawannya mendorong sampan-sampan menuju kelaut serta berangkatlah mereka menurut kelompok-kelompok yang telah ditetapkan. Sore belum tiba kawan-kawan Mambri telah kembali kepondok dengan membawa ikan yang cukup banyak. Mereka beramai-ramai mengasar ikan serta memakan ikan sepuas-puasnya. Malam hari telah tiba, suasana menjadi lengang hanya debur ombak dipantai yang sekali-kali memecah kesunyian malam. Mambri bersama kawan-kawannya mulai membaringkan diri karena hari telah larut malam. Pada malam kedua ini tidak secerah hari pertama. Bintang-bintang tidak muncul seluruhnya, Mambri masih sibuk meruncingkan alat-alat penikam dengan batu penggosok yang dibawa dari rumah. Tiba-tiba Mambri berhenti mengasah penikam karena mendengar lagu yang indah dan merdu memecah kesunyian malam. Mambri mulai mengorek kawannya yang paling dekat sambil berkata : ”Kawan adakah kau tadi siang ketemu seorang nelayan di pulau ini selain kelompok kita?”
”Kami tidak menemukan seorang pun” cobalah tanya kawan-kawan kita yang lain, barang kali ia menjumpainya, Mambri menanyakan kawan-kawan yang lain tetapi mempunyai jawaban yang sama. Mambri mulai berkata lagi : ”Adakah kau mendengar lagu yang indah dan merdu pada malam ini ? mendengar pertanyaan Mambri semua segera bangun. Kawan-kawan mambri mulai takut tinggal dipulau Matasi, ada yang mengatakan harus segera pindah dari pulau ini, ada pula yang mengatakan lebih baik pulang saja ke Wamasirai. Mambri mengatakan agar tidak perlu takut, itu adalah suatu cobaan dewata apakah kita semua sanggup menghadapi kenyataan yang ada. Apabila kita tahan menghadapi cobaan dewa atau dewi di pulau ini niscaya akan menda-
27