Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/71

Halaman ini tervalidasi

si ular naga. Tinggal lagi perahu yang terakhir yang dikemudikan oleh perempuan hamil tadi. Ketika telah mendekati tempat persembunyian ular naga, ibu tersebut mengemudikan perahunya sudah mulai dirangkul ular naga dan mulai tenggelam ia sempat meloloskan diri dengan cara melompat pada salah satu dahan kayu yang menjorok ke sungai. Dengan demikian selamatlah ia, dari cengkeraman ular naga. Kemudian ia menyelamatkan diri dan mencari tempat tinggal yang kebetulan mencari naungan di bawah pohon Taore (manggrove). Dari hari ke hari ibu tersebut hidup dari pada buah-buahan serta bahan lain yang dapat dimakan olehnya. Lambat laun saat kelahirannya makin mendekati, dan akhirnya lahirlah seorang anak laki-laki. Kepada anak laki-laki ini diberikan nama "NANI" yang berarti pahlawan. Nani hidup dengan senang dan subur dalam pangkuan ibunya, serta makin hari makin besarlah ia, dan bertambah kuat. Sewaktu Nani masih kecil sang ibunya-lah yang mengumpulkan makanan untuk mereka berdua, Nani bertambah besar dan kuat. Pada suatu hari, ketika si Nani telah dapat bermain main sendiri, Ibunya menyampaikan kepadanya bahwa ia tidak boleh bermain main ditepi pantai laut. Pada saat itu ibunya masih menyembunyikan rahasia terbesar yang pernah terjadi, yang menyebabkan orang di kampung mereka habis termusnah karena perbuatan sang ular nag yang sekarang sudah berdiam dilaut lepas.

Pesanan ibu dipatuhinya. Setiap hari bila Nani di tinggalkan ibunya, ia bermain-main kehutan. Ibunya setiap hari hingga saat ini masih mengusahakan makan bagi mereka berdua. Pada suatu malam setelah sang ibu beserta anaknya beristirahat menunggu saat tidur, Nani bermohon kepada ibunya agar kepadanya diberikan sebuah busur serta anak panah.

Ibunya mengabulkannya permintaannya, maka dibuatkannya sebuah busur serta sejumlah besar anak panah. Setelah Nani memperoleh permintaannya, ia pergi main kehutan sebagaimana biasa, serta sempat pula memanah hewan yang dapat dimakan mereka bersama. Hewan yang dilarang oleh ibunya ialah semua jenis biawak/soa-soa ( varanus leguana ). Ini adalah hewan tabu bagi mereka disaat itu dan sampai sekarang. Ketabuhan terhadap hewan ini disebabkan oleh karena jenis hewan inilah ( ular naga ) yang sempat menghabiskan penduduk kampung Mimika. Pada suatu hari Nani memberitahukan ibunya, bahwa mulai saat itu dialah yang mengumpulkan makanan bagi mereka berdua. Ibunya

55