Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/109

Halaman ini tervalidasi

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

    (Deru Campur Debu, 1959)


Pertentangan atau perselisihan kadangkala juga terjadi antara dua kekasih atau antara keluarga. Hubungan dua kekasih tidak selamanya serasi. Kesalahpahaman sering terjadi sehingga menimbulkan perselisihan, bahkan perpisahan atau perceraian. Dalam sajak Toto Sudarto Bachtiar, "Perempuan" terlukis kehidupan seorang perempuan yang penuh misteri. Karena dirinya penuh misteri yang tak terpahamkan orang lain, kesalahpahaman sering terjadi di antara dia dan kekasihnya. Akan tetapi, ia tidak berani menentang kekasihnya karena khawatir kalau ucapannya mengandung bisa.

    PEREMPUAN

Waktu itu, kemelut bulan di ujung pagi
Jamku di atas padang dinihari
Tak jemu kutulis surat beribu di dadanya
Tanpa alamat, kata-kata yang memeras tubuh

Kuusap lagi kisut-kisutnya pada dahi
Aku tahu, kala kuhirup senyumnya panjang sekali
Himpunan mimpi berebahan dipinggirnya
Hidup begini tambah menaruh arti bulan di ujung pagi

Aku selalu bertanya jam berapa dia mau pulang
Pagi, siang, atau harus kuantarkannya kalau hari meremang
Jawabnya selalu tiada. Bisu pada bibirnya
Terlalu bisu untuk mengucap kata-kata berbisa.

(Suara, 1962)

 

100

Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia 1920-1960