Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/113

Halaman ini tervalidasi

Bunga bagai dia diasuh angin
oleh nasib jatuh ke riba lelaki tua dingin.

Nizar yang menopangnya dari kelayuan
perempuan bagai bunga, lelaki bagai dahan.

Lelaki muda itu bertolak tinggalkan dia
terasa jantung dan hati dari timah.

la terbaring di taman tua
pestol di tangan dan lubang di jidatnya.

Suaminya yang tua berkata:
- Farida, engkau ini perempuan sial!

(Ballada Orang-orang Tercinta, 1957)
5.4 Citra Manusia yang Menjalin Persahabatan

Dalam hubungan manusia dengan manusia lain, di samping terdapat citra manusia yang cinta keluarga dan citra manusia yang dilanda cinta asmara terdapat pula citra manusia yang menjalin persahabatan. Citra manusia yang menjalin persahabatan itu timbul karena pada dasarnya dalam berhubungan dengan manusia lain, seorang manusia selalu membutuhkan sahabat. Dengan demikian, dalam hubungan manusia dengan manusia lain kita dapatkan citra manusia yang menjalin persahabatan, meskipun dengan catatan bahwa pengertian menjalin persahabatan di sini adalah baru sebuah upaya, yang barangkali berhasil barangkali pula tidak. Oleh karena itu, dalam beberapa sajak yang mengungkapkan citra manusia yang menjalin persahabatan akan tampak bahwa upaya itu kadang-kadang gagal sehingga terlihat citra manusia yang tidak bersahabat, misalnya.

Upaya manusia untuk menjalin persahabatan terwujud lewat berbagai cara dan pengungkapan, antara lain rasa simpati kepada sesama yang menderita, seperti terdapat dalam sajak Toto Sudarto Bachtiar "Gadis Peminta-minta" dan sajak Muhammad Ali "Gadis Kecll dl Simpang Sepi", misalnya. Sajak Toto Sudarto Bachtiar tersebut mengungkapkan rasa simpati kepada seorang gadis kecil peminta-minta, sementara sajak Muhammad Ali memperlihatkan rasa simpati kepada seorang gadis kecil yang menjual diri.

104

Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia 1920-1960