Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/125

Halaman ini tervalidasi

 Biar terbuka
 Segenap RASA,
Rasa baharu, dasar harmoni hidup.

(Pujangga Baru melalui Alisjahbana dalam Puisi Baru, 1954)

Di sisi lain, melalui sajak Rustam Effendi, "Lautan", terungkap bahwa manusia itu sesungguhnya sosok yang tak terduga, yang penuh rahasia, bagai lautan, seperti terbaca dalam larik-larik ini.

Terdengar derai ombak, bercerai,
terhampar ke pantai, sorai terurai.
Mengaun deram, derum lautan,
Walaupun di dalam malam yang kelam.

Terbentang muka, alun tiada,
tergenang segera, tidak terduga
Menyanan air, dalam arusan,
Satu pun tak mungkin, dapat menyilam.

Demikianlah konon lautan hidup?
Bersabung ombak sebelah ke luar,
bercatur rasaian, senang dan sukar.

Bagaimanakah artinya rahasia hidup?
Apatah ujud manusia bernyawa?
Seorang pun tiada mungkin menduga.

(Percikan Permenungan, 1953)

Sosok hidup manusia yang penuh rahasia dan tak terduga itu pada sisi lain melahirkan citra manusia yang pasrah, yang menyerahkan diri sepenuhnya pada alam. la hanyut dalam gerak irama alam, seperti terungkap dalam sajak Sanusi Pane, "Dibawa Gelombang".

Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang tidak berkawan
Entah ke mana aku tak tahu

Jauh di atas bintang kemilau
Seperti sudah berabad-abad

116

Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia 1920-1960