Sarat saraf saya mungkiri,
Untaian rangkaian seloka lama.
Beta buang beta singkiri,
sebab laguku menurut sukma
Susah sungguh saya sampaikan,
degup degupan di dalam kalbu,
Lemah laun lagu dengungan,
matnya digamat rasaian waktu.
Sering saya susah sesaat,
sebab madahan tidak nak datang,
Sering saya sulit menekat,
sebab terkurang lukisan mamang
Bukan beta bijak berlagu,
dapat melemah bingkaian pantun,
Bukan beta berbuat baru,
hanya mendengar bisikan alun.
- (Percikan Permenungan, 1953; terbitan pertama tahun 1926)
6.4 Citra Manusia yang Mencari Makna Hidup
Dalam puisi periode 1940—1960 hubungan manusia dengan dirinya sendiri tampak dalam pandangan hidup, sikap, dan perilaku. Hubungan itu juga tampak dalam introspeksi dan konflik batin yang terjadi dalam diri seorang manusia. Yang masuk dalam introspeksi adalah pernyataan pribadi karena pernyataan pribadi itu muncul setelah seseorang melihat ke dalam diri sendiri.
Individualisme yang mengutamakan suara pribadi dan merupakan pernyataan pribadi yang paling terkenal dalam kurun waktu 1940—1960 adalah sajak Chairil Anwar "Aku".
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Manusia dan Diri Sendiri129