Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/15

Halaman ini tervalidasi

BAB II

MANUSIA DAN TUHAN

2.1 Pengantar

Manusia pada dasarnya adalah homo religius atau makhluk beragama. Sebagai homo religius, manusia mempercayai adanya kekuasaan dan zat tertinggi, yaitu Tuhan, yang menciptakan manusia dan alam semesta ini. Karena menyadari bahwa dirinya adalah ciptaan-Nya, manusia senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan, berusaha mengagungkan dan memuji nama Tuhan, melalui doa dan upacara-upacara ritual yang lain.

Meskipun pada dasarnya manusia adalah homo religius yang menyembah Tuhan yang satu, Yang Maha Esa, tetapi adanya bermacam-macam agama mengakibatkan konsep Tuhan di mata manusia tidak sama. Bagi umat Islam, Tuhan adalah Allah Yang Mahakuasa; bagi umat Kristen, Tuhan adalah Allah Bapa yang terwujud dalam Trinitas; dan sebagainya. Adanya bermacam-macam agama itu tidak menghalangi upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai pusat kekuasaan tertinggi. Yang membedakan manusia yang satu dari manusia yang lain adalah kadar keimanannya, kualitas religiusnya: ada manusia yang takwa, munafik, ingkar, dan seterusnya.

Sebelum mencoba menemukan citra manusia dalam hubungannya dengan Tuhan pada puisi Indonesia 1920—1960, akan dicoba dirumuskan batasan manusia religius itu. Manusia religius adalah manusia yang senantiasa berusaha mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Dengan demikian, firman Tuhan akan selalu terbayang pada tiap langkah, pada tiap nafas manusia yang religius itu. Singkatnya, manusia yang religius, pandangannya, sikapnya, dan perilakunya di dunia ini dinafasi oleh firman Tuhan. Dengan batasan ini, dalam pembicaraan sajak yang menampilkan citra manusia religius nanti akan terlihat bahwa berbagai upaya dilakukan manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan.

Cara atau upaya yang dilakukan manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Yang Mahakuasa itu pada akhirnya akan mewarnai citra manusia religius yang hadir dalam puisi. Ada manusia yang berserah diri kepada Tuhan, ada manusia yang berusaha mencari Tuhan, ada manusia yang mempertanyakan

6

Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia 1920-1960