Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/159

Halaman ini tervalidasi

terjadi karena rasa belas kasihan dan rasa perikemanusiaan terhadap orang lain. Dengan demikian, dalam puisi periode 1940—1960 banyak terungkap citra manusia yang pengasih. Namun, dari sejumlah sajak itu terungkap juga citra manusia yang tidak berbudi, seperti Atmo Karpo dalam sajak "Ballada Terbunuhnya Atmo Karpo" yang akhirnya mati terbunuh di tangan anaknya.

Terakhir, dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, antara lain, terungkap sajak yang mengemukakan pandangan hidup, misalnya "Aku" Chairil Anwar yang mencerminkan individualisme. Selain itu, dapat dikatakan terdapat dua corak yang mewarnai hubungan manusia dengan diri sendiri, yaitu introspeksi dan konflik batin. Sajak-sajak yang mengungkapkan corak introspeksi berguna bagi manusia dalam menyadari kekurangan dan keterbatasan dirinya. Sementara itu, sajak-sajak yang mengungkapkan konflik batin mengemukakan pertentangan diri yang dialami manusia karena pelanggaran terhadap nilai moral dan agama yang dilakukannya. Bisa juga, konflik batin itu terjadi karena seorang manusia menemukan kekosongan dan kebuntuan dalam jalan hidupnya.

150

Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia 1920-1960