Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/33

Halaman ini tervalidasi

Tuhan. Dari 37 sajak yang mengemukakan masalah hubungan manusia dengan Tuhan, tercatat 3 sajak yang menampilkan citra manusia yang mempertanyakan kekuasaan Tuhan.

Sajak Selasih "Peminta-minta", misalnya, menggambarkan citra manusia yang beriman, tetapi berhiba-hiba dalam penderitaannya:'Ya Allah Tuhan yang rahman/Hanyalah Engkau tempat mengadu/Bernisap rahmat Engkau turunkan/Tidakkah ada bahagianku?//O Allah Tuhan yang satu/Tidak temilai banyak hambaMu/Tiada yang penyantun berhati mesra??/Kasihkan orang hina dan papa??'. Aku lirik yang berhiba-hiba dalam penderitaannya itu lebih tampak dalam pertanyaan-pertanyaan retorik yang terbaca dalam larik-larik berikut.

Apatah salah pada sesama,
Apakah dosa pada Tuhanku
Begini azab yang kuderita
Ini besarnya penanggunganku.

Salahkah beta bermata buta?
Kaki yang patah bukan kupinta
Sudah suratan dari dahulu
Takdir Allah atas diriku.

Aduh si kaya orang beruang
Berilah beta lemah terbuang
Sedekahi kain penutup punggung
Panas dan dingin tidak tertanggung.

Sesuap nasi hanya kupinta,
Haus dan lapar tak terderita
Di tanah yang subur banyak makanan,
Patutkah beta mati tak makan?

(Suryadi AG., 1987a: 101—102)

Citra manusia yang beriman, tetapi berhiba-hiba dalam penderitaannya itu sesungguhnya merupakan cerminan sikap mendua terhadap kerahmanan Tuhan, seperti yang terbaca dalam bait ini:

Ya Allah Tuhan yang rahman
Hanyalah Engkau tempat mengadu

24

Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia