Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/47

Halaman ini tervalidasi

Kakinya satu-satu membekas di tanah
membuat lukisan hati
serupa puisi mendesak-desak
gugur jariku satu-satu
melekat di ujung langkah

Begitu di desa asing
segenap peristiwa
melekat hening
tak mau lepas
tak mau tinggal

(Romansa Perjalanan, 1979)

Nyanyian khas daerah itu amat berkesan di hati si aku lirik dan mewarnai semua peristiwa yang dialaminya selama di daerah itu. Hal itu menunjukkan adanya kesan mendalam yang dialami si aku lirik, yang telah membangkitkan rasa keindahan dan kecintaan terhadap tradisi desa yang disinggahinya itu. Jadi, di sini kita temukan citra manusia yang akrab dengan alam lingkungannya.


3.3 Citra Manusia yang Mendayagunakan Alam

Dari sajak-sajak yang berkaitan dengan masalah hubungan manusia dan alam terdapat 9 sajak yang mengungkapkan citra manusia yang mendayagunakan alam. Sebagaimana terungkap dalam sajak-sajak tersebut, kebesaran dan karunia alam hanya mungkin sampai pada manusia apabila digali, diupayakan. Untuk lebih menemukan kepuasan batin pun, alam yang besar, indah, dan subur perlu digarap sehingga karunia alam terasa sebagai suatu rahmat, seperti diungkapkan Mozasa dalam sajaknya, "Amanat":

Walau panas terik mendiang,
segala unggas berteduh bernaung;
aku tetap mengemudi bajak,
biar 'alam tidak bergerak.

Lagi lembuku ta' tahu jemu,
mengikuti les patuh sekali;
tidakkan aku berpeluk lutut,
mengengkari amanat ibu.

38

Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia 1920-1960