Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/48

Halaman ini tervalidasi

....

Biar panas mendiang membakar,
kukemudikan bajak sukmaku,
mencari segala keindahan...

(Pujangga Baru, Th. II/No 10, April 1935)

Larik-larik sajak Mozasa itu memperlihatkan citra manusia yang teguh dan penuh gairah dalam menggarap karunia alam. Tantangan alam, berupa panas terik yang menyengat, tidak menumbangkan semangatnya. Justru dalam peluh yang berlelehan, tumbuh kuat tekadnya untuk mereguk karunia alam yang hakiki. Jadi, ada kesadaran dalam diri si aku lirik bahwa karunia alam hanya mungkin dinikmati lewat kerja keras.

Citra manusia yang bergairah dalam mengolah alam juga terlukis dalam sajak A. Hasjmy, "Ladang Petani". Dalam sajak ini si aku lirik menemukan kedamaian dan kebahagiaannya karena hidupnya yang dipenuhi dengan kerja: mengolah alam, menggarap ladang—seperti terungkap dalam larik-larik ini.

....

Di tengah-tengah tanaman muda,
Petani berdiri dengan senangnya,
Memandang ladang penuh kekayaan

Tumbuh-tumbuhan banyak macamnya,
Membayang 'kan datang zaman sentosa ...

....

(Kisah Seorang Pengembara, 1936)

'Membayang 'kan datang zaman sentosa...', demikian salah satu larik dalam sajak "Ladang Petani". Bayangan akan datangnya masa depan yang membahagiakan itu tumbuh karena kenyataan alam kita yang kaya, yang memberikan harapan. Harapan pada tanah air yang kaya dan subur itu juga terbayang dalam sajak "Tanah Air" Rustam Effendi:

Manusia dan Alam

39