Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/54

Halaman ini tervalidasi

TANAH AIR II



Seorang putri cantik tertidur
Rambutnya indah sepanjang khatulistiwa membujur
Rambut hitam terbantun ombak
Gelung-bergelung, berkilauan mandi sinar mentari
Tangannya lengkung memeluk
Keindahan lembah Priangan
Mengalir dari urat-uratnya impian abadi manusia
Dan bibir indah seolah dalam nyenyaknya
Yang terletak dalam lengkung buah dada
Di mana silang-siur kapal, membongkar dan memunggah
Dalam sungai paling panjang di Kalimantan
Serta dalam lautan paling dalam di Banda
Dalam hutan paling lebat Sumatra
Serta dalam lembah paling curam di Tanah Sunda
Terbayang alam, semesta depan manusia
Begitu indah, putri yang tidur
Begitu nyenyak, begitu lama tak ingat diri
Nafasnya mengalun, memecah di pantai landai
Tenang naik-turun, tapi begitu nyenyak ia!

(Surat Cinta Enday Rasidin, 1960)

Melalui sajak "Tanah Air II" itu sesungguhnya penyair mengungkapkan kecintaan kepada tanah air yang memiliki alam yang kaya dan permai, tetapi belum tersentuh oleh tangan manusia yang membangun dan mengolah kekayaan alam itu. Jadi, secara tersirat sajak Tanah Air 11 berisi ajakan bangkitnya manusia-manusia yang bersedia bekerja keras menggali dan memanfaatkan kekayaan alam tanah airnya.

3.4 Citra Manusia yang Mengagumi Alam

Keindahan dan kedahsyatan alam adalah cerminan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai makhluk yang merasa diri kecil di hadapan Yang Maha Kuasa, manusia hanya bisa terpana dan kagum akan keindahan alam maupun kedahsyatan alam yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa itu. Puisi Indonesia tahun 1920—1960 cukup banyak menampilkan citra manusia yang mengagumi

Manusia dan Alam

45