Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/75

Halaman ini tervalidasi

pengabdiannya pada keluarga sebagai tatanan terkecil dalam masyarakat. Dari sejumlah puisi Indonesia tahun 1920—1960 yang mengemukakan masalah hubungan manusia dan masyarakat hanya terdapat satu sajak yang menampilkan citra manusia yang mengabdi pada keluarga, yakni sajak Asrul Sani "Elang Laut". Berikut ini kutipan lengkap sajak "Elang Laut".

Ada elang laut terbang
senja hari
antara jingga dan merah
surya hendak turun,
pergi ke sarangnya.

Apakah ia tahu juga,
bahwa panggilan cinta
tiada ditahan kabut
yang menguap pagi hari?

Bunyinya menguak suram
lambat-lambat
mendekat, ke atas runyam
karang putih,
makin nyata.
Sekali ini jemu dan keringat
tiada akan punya daya
tapi topan tiada mau
dan mengembus ke alam luas.

Jatuh elang laut
ke air biru, tenggelam
dan tiada timbul lagi.

Rumahnya di gunung kelabu
akan terus sunyi.
Satu-satu akan jatuh membangkai
ke bumi, bayi-bayi kecil tiada
bersuara.

Hanya anjing,
malam hari meraung menyalak bulan
yang melengkung sunyi.

66

Citra Manusia dalam Puisi Modern Indonesia 1920-1960