Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/80

Halaman ini tervalidasi

Dalam sajak "Orang Tani dan Saudagar" juga terungkap tentang orang tani yang menjadi korban kelicikan saudagar:

....

Saudagar mengguncang-guncang sakunya.
Uang peraknya berdering-dering.
Orang tani gemar mendengarnya,
merdu bunyinya sepeiti suling.
....

Demikianlah akal-busuk saudagar!
Tipu-daya menyambar kebodohan!
Padi di sawah yang subur-segar
dibeli murah, untuk Lebaran.
....

(Syair untuk A.S.I.B., tanpa tahun)

Dari dua sajak M.R. Dajoh itu terungkap sosok manusia yang menjadi korban konflik kepentingan yang terjadi dalam masyarakat, manusia yang resah dan barangkali diam-diam memprotes situasi yang ada dalam masyarakatnya.

Selanjutnya, konflik atau benturan manusia dengan masyarakat juga terjadi karena adanya perbedaan pandangan, seperti diungkapkan sajak Subagio Sastrowardoyo berikut.

KAMPUNG


Kalau aku pergi ke luar negeri, dik
karena hawa di sini sudah pengap oleh pikiran-pikiran beku.
Hidup di negeri ini seperti di dalam kampung
Di mana setiap orang ingin bikin peraturan
mengenai lalulintas di gang, jaga malam, dan daftar diri di
kemantren.

Di mana setiap orang ingin bersuara
dan berbincang tentang susila, politik, dan agama
seperti soal-soal yang dikuasai.
....

Manusia dan Masyarakat

71