Halaman:Citra Perempuan dalam Novel Putu Wijaya Kritik Sastra Feminis.pdf/7

Halaman ini telah diuji baca

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT BAHASA


Sastra merupakan cermin kehidupan masyarakat pendukungnya, bahkan sastra menjadi ciri identitas suatu bangsa. Melalui sastra, orang dapat mengidentifikasi perilaku kelompok masyarakat, bahkan dapat mengenali perilaku dan kepribadian masyarakat pendukungnya serta dapat mengetahui kemajuan peradaban suatu bangsa. Sastra Indonesia merupakan cermin kehidupan masyarakat dan peradaban serta identitas bangsa Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah terjadi berbagai perubahan, baik sebagai akibat tatanan baru kehidupan dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta teknologi informasi maupun akibat peristiwa alam. Kondisi itu telah menempatkan budaya asing pada posisi strategis yang memungkinkan pengaruh budaya itu memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan sastra Indonesia. Gejala munculnya pengaruh budaya asing pada media elektronik (radio/televisi) dan di tempat-tempat umum menujukkan perubahan perilaku masyarakat masa kini. Selain itu, gelombang reformasi yang bergulir sejak 1998 telah membawa sistem pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik. Di sisi lain reformasi yang bernapaskan kebebasan telah membawa dampak ketidakteraturan dalam berbagai tata cara kehidupan bermasyarakat. Penghayatan fenomena seperti itu yang dipadu estetika telah menghasilkan satu karya sastra.


Buku Citra Perempuan dalam Novel Putri Karya Putu Wijaya: Kritik Sastra Feminis ini merupakan hasil penelitian Saudara Arriyanti dan Andriana Yohan. Untuk itu, Pusat Bahasa menyambut dengan gembira penerbitan ini dan saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada penulis buku ini karena buku ini akan memberi manfaat bagi masyarakat yang memahami sastra pada umumnya.


Mudah-mudahan penerbitan buku ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas, khususnya generasi muda dalam melihat kehidupan dan berbagai tatanan kehidupan masyarakat modern ke depan.


Dr. Dendy Sugono