Halaman:Darah Kotor.pdf/18

Halaman ini telah diuji baca

- 17 -

tandanja orang prempoean sedeng berisi. la soeda kepengen terdjang sadja anaknja tjoema ia tahan sadja marahnja jaitoe takoet banjak orang taoe.

Sampe diroema, ia maki-maki anaknja, tjoema dikata melantjong doang. Akin djadi_heran, baroe ia liat bininja marain anaknja sampe begitoe.

„Loe bisa mara, ko? Biarin dia memaen” kata Akin pada bininja seperti menjindir.

„Diam, loe!” treak si Djahat. „Loe taoe apa!”

Akin tersenjoem lantas kloear, pergi ka Senen maoe blandja apa jang koerang diwaroengnja.

Disini si Djahat soeda tida bisa tinggal sabar lagi, ia tarik tangan anaknja, dibawa masoek kedalam kamer dikompes dengan tahan soeara tetapi njata dengan bengis.

Achirnja si Koenjit tida bisa moengkir lagi, ia mengakoe jang ia soeda bertjintaan dengen si Djoened dan boekannja itoe lelaki poenja maoe hanja dia sendiri jang kasi djalan sedeng Saonah sampe sekarang belon dapat taoe.

Si Djahat maoe ngomong lagi lebi banjak boeat njatain marahnja, tetapi dari loear ada orang panggil, maoe blandja, ia lantas kloear, kiranja si Saonah.

„Nona soeroe saja bli benang soetra, saja poelang dia soeda tida ada, lantas saja kemari. Ini dia.”

„Mari!” kata si Djahat, jang tadinja maoe maki-maki padanja, tapi dia inget anaknja bilang

Darah Kotor.

2