Halaman:Darah Kotor.pdf/20

Halaman ini telah diuji baca

- 19 -

Lebi dari itoe, dia tida bisa djandji satoe apa, malahan ia heran begimana nona Koenjit, satoe anak prawan Tionghoa bisa soekain si Djoened?

Itoe tempo kedengeran soearanja si Koenjit sesenggoekan di kamer.

„Loe brani nangis!” berseroe sang iboe sembari menengok kedalam.

Saonah djadi bingoeng, ia tida bisa kata satoe apa dan itoe perdamian antara itoe doea orang prempoean tida berhasil satoe apa.

Si Djahat takoet sekali kaloe sampe lakinja dapet taoe, apa nanti djadinja. Ini sekali lantaran terlaloe pepet pikirannja, ia soeroe si Saonah poelang sadja melaenken dipesen, djangan dia tjerita sama siapa djoega dan sama si Djoened djoega djangan riboet, takoet orang dengar.

Sesoedanja Saonah poelang, si Djahat doedoek sendirian toendjang djanggoet ia pikir, apa jang dia sendiri soeda ngalamin, sekarang kena djoega pada anaknja. Dia djoega ditempo prawan soeda bertjintaan dengan saorang moeda bangsanja sendiri, jang ia tjinta sangenap hati. Tjoema bedanja, ia belon djadi boenting dan orang toeanja soeda kasi ia kawin pada Akin boekan seperti bini, sebetoelnja tjoema seperti piaraan sadja, lantaran soeda roesak.

Dia sekarang ada begitoe djahat adatnja. hingga orang namain dia si Djahat, sebetoelnja kaloe ia soeda beradat begitoe djahat, tjoema lantaran ia dipaksa ikoet lelaki, jang ia tida penoedjoe,