Halaman:Darah Kotor.pdf/29

Halaman ini telah diuji baca

- 28 -

,,Kaloe begitoe, baroe bertjerenja ?”

,,Ja, belon ada satoe boelan.”

,,Sajang, kenapa begitoe ?”

Akin tarik napas, tida mendjawab, tjoema gojang kepala sadja. Kemoedian ia kata:

,,Dari tadi akoe belon taoe, angkau poenja nama?”

,,Tjaij (Tjoa) Asiong."

,,Akoe sendiri Wong (Oeij) Akin.”

Sampe disini ia brenti bitjara sebab toean roema panggil sekalian tetamoenja doedoek makan.

Sembari makan poen Akin tida loepoet berpikir, sajang sekali anaknja soeda roesak begitoe, kaloe tida, tentoe ia soeka sekali kasi djadi bininja Asiong, sebab kendati baroe kenal itoe sekali, Akin soeda merasa setoedjoe dalem hatinja.

Koenjit. sebegimana dibilang oleh ajahnja soeda beranak dan anaknja prampoean moekanja pandjang seperti moeka si Djoened, idoengnja pesek kaja ma'nja, matanja ketjil dan boleh dikata djoeling, badannja ketjil dan bisa didoega kaloe kaloe besar tentoe tinggi koeroes

Si Djahat kata itoe anak, matjemnja tida bagoes, ia sebetoelnja ada ingetan maoe boenoe sadja itoe anak, soepaja tida lagi diboeat tjerita orang, tetapi Koenjit keliatan begitoe sajang anaknja, jang ia bilang ada bagoes dan boto' pipinja tembem kaja roti, maka kendati sang iboe tiada moepakat, ia kasi nama itoe anak si Roti.