Halaman:Darah Kotor.pdf/38

Halaman ini belum diuji baca

Templat:— 37 —

akoe djoega tida ada bini, seperti angkau tentoe bisa mengarti, kita orang lelaki beroema tangga tida ada orang prampoeannja, tentoelah kikoek sekali.” „Itoe betoel,” djawab Akin. „Dari itoe, kemaren doeloe, boekan dia kemari? „Ja,” „Dia dateng sebetoelnja ada dengen doea maksoed. Kesatoe dia katanja soeda berdjandji memang maoe dateng soepaja bisa adjar kenal lebi rapet, kedoea. . . . ia maoe liat angkau poenja anak.” „Ja, dia soeda liat sendiri dan serta poelang ia bilang padakoe, jang dia soeka sama angkau poenja anak, maka ia minta akoe toeloeng bitjarain itoe pada angkau sendiri. Sebetoelnja akoe tiada brani dateng, sebab kita orang miskin, tetapi lantaran dia memaksa djoega, baroelah akoe dateng sekarang. Na, sekarang akoe soeda bitjara semoea, tinggallah angkau poenja kira sadja, angkau tida mentjela, tentoelah akoe bisa harep dan adekoe tentoe beroentoenglah. Bebrapa lamanja Akin tinggal bengong sadja hingga Afoek djadi koeatir lamarannja ditolak. Kemoedian Akin berkata : „Ini perkara akoe sendiri tida bisa lantas poetoesin, sebab akoe maoe berdami lebi doeloe dengen orang prampoean. Laen dari itoe, apa ia inget akoe soeda bilang padanja jang anakkoe soeda dapet satoe anak prampoean?”