Halaman:Detective Chiu.pdf/71

Halaman ini telah diuji baca

HARTA LAWAN TJINTA

69

hadepan Dewi Rembulan jang mendjadi saksinja, bahua aku ada menjintaken kepadamu dengen setulus hatiku. Tjuma sadja itu pengrasahan aneh jang saban-saban timbul ada sanget mengheranken. Aku sepertinja mendapet firasat jang kita punja perhubungan ini tida bisa berdjalan dengen kekel seperti jang kita ada harepken, engko Tjoan Hin......” Gadis itu lalu mengelah napas, parasnja dengen mendadak mendjadi sedi, hingga membikin Tjoan Hin mendjadi sanget kaget.

„Buat aku...... kendatipun Dunia mendjadi terbalik, tetapi aku aken tetep menjinta kepadamu Lena......” kata Tjoan Hin lagi.

„Sunggu ada merasa bergirang buat mendenger utjapanmu, engko Tjoan Hin, kalu sadja apa jang di utjapken padaku tadi, ada dengen hati jg setulusnja......” kata lagi Tien Nio.

„Demi Allah... aku bersumpa...” kata Tjoan Hin dengen bernapsu, „Biarlah Allah nanti kutuk kepada diriku kalu sadja apa jang aku utjapken barusan tida keluar dari hati jg sedjudjurnja...”

Oh... Cupido... kau sunggu ada sanget djail sekali, dengen kau punja „pana” jang tadjem bukannja sedikit hati jang telah terluka...... bukannja sedikit orang jang suda mendjadi kau punja korban. Itu kedua merpati lalu tempelken marika punja hidung dengen pengrasahan jang sanget puas dan gumbira. Rembulan jang tadinja terang benderang mendadak sembuniken dirinja di belakang mega, seupama merasa mengiri buat meliat keberuntungannja itu sepasang merpati.

V

DJALANNJA hari ada di rasaken sanget pesat sekali. Hari berganti hari mendjadi bulan, bulan mendjadi tahon dan setrusnja. Bagi orang