Halaman:Detective Chiu.pdf/80

Halaman ini telah diuji baca

78

TJILIK ROMAN'S

„Begimana Lena, apatah kau tida setudju mendjadi istrinja Tjong Bian? Ingetlah jang Tjong Bian itu ada seorang hartawan serta ada mempunjai harta millioenan rupia. Kau djangan membandel buat bawah kau punja adat sendiri, Lena, kerna achirnja kau tentu nanti merasaken menjesel di kemudian hari.”

„Tapi...... ajah, orang toch tida aken mendjadi beruntung dengen harta sadja? Aku bukannja hendak menika sama ia punja harta, maskipun djuga ia itu ada mempunjain segunung banjaknja,” djawab Lena dengen suara tetep.

„Ja, lagi sekali aku mau kasi kau tau jang ini kans baek djangan di sia-siaken dengen pertjuma......” kata lagi itu ajah jang mata duitan.

„Lena......” kata ibunja: „Harep kau djangan bikin ajahmu mendjadi berduka, trimalah lamarannja Tjong Bian nistjaja kau tida djadi menjesel, masa orang tua mau djeblosken pada anaknja? Kita aken merasa puas dan beruntung sekali, kapan kau bisa hidup senang dan beruntung.”

„Tapi...... ibu, dan kau djuga ajah, aku mau bilang terus terang jang aku tida bisa turutin kau punja kehendak, kerna hal itu ada sanget berlawanan sekali dengen hatiku sendiri......”

„Kalu begitu...... masa bodo. Itu melainken terserah dengen kau punja pikiran sendiri sadja... Lena. Tjuma sadja aku merasa sanget menjesel sekali jang kita suda piara dan besarin kau djikalu pada hari ini kau suda menolak begitu getas atas kehendakannja kau punja kedua orang tua......” kata lagi ibunja Lena dengen sedikit sengit meliat putrinja ada begitu bandel dan kepala batu. Lena tundukin kepalanja kerna perkatahannja ia punja ibu ada di rasaken sanget pedes