Halaman:Doeapoeloe Taon Blakangan Jilid 02.pdf/142

Halaman ini tervalidasi

— 141 —


lelaki, jang maski blon taoe berboeat djahat padanja, soeda dapet rasaken bebrapa perkara koerang senang dari itoe prempoean. Ia soeda djato di tangannja ia poenja hakim jang moesti djatoken hoekoeman padanja boeat bebrapa perkara sanget kedjem jang ia telah berboeat dan itoe algodjo, jang kau soeda ketemoe, itoe algodjo jang sebagimana kau telah bilang soeda tjeritaken sama sekali begimana doedoeknja itoe perkara, tentoe ia soeda tjerita djoega, begimana pada itoe masa ia telah djadi gemeter dari sebab girang ia bisa bales sakit hatinja pada orang, jang telah bikin roesak pengidoepannja ia poenja soedara. Koetika ia masi moeda ia soeda djahat, djadi orang poenja istri, ia berdjina, djadi padri ia loepa agamanja, ia djadi satoe pemboenoe, satoe orang jang ratjoenin sesamanja menoesia, ia di bentji oleh sekalian orang jang kenal padanja, ia djadi satoe bahaja bagi pendoedoek dari tempat tempat jang ia datengken, maka ia moesti mati terkoetoek oleh Allah. Begitoe adanja perdjalanan dari itoe prempoean.”

Mordaunt roepa roepanja soeda tiada bisa tahan maranja lagi dan ampir tiada bisa boeka swara, hingga napasnja djadi berswara sebagi orang jang sesegoekan menangis, sedeng moekanja djadi sanget mera sampe ampir djadi biroe. la kepelken tangannja, sedeng moekanja soeda basa dengen kringet, ramboet di kepalanja sebla depan bangoen berdiri dan dengen mendelik ia bertreak:

Toetoep kau poenja moeloet, toean! Itoe prempoean ada akoe poenja iboe! Ia poenja perdjalanan koerang pantes akoe tiada dapet taoe; ia poenja perboeatan djahat akoe tiada