Halaman:Dr Soetomo Riwayat Hidup dan Perjuangannya.pdf/25

Halaman ini tervalidasi

DISEKOLAH DOKTER

Soetoma djadi masuk kesekolah dokter di Djakarta, setahun sesudah Sahit. Menurut pernjataan Dr Soetomo sendiri kemudian, Sahit tetap djauh lebih pandai dan berkelakuan baik daripada dia sendiri. Sahit dikatakan sangat tjakap, radjin, tertib, lagi pula perendah hati dan suka menolong sesama kawan. Sebaliknja dia sendiri nakal, malas beladjar, suka mendjaplak (menurun) peladjaran teman-temannja, dan gemar berkelahi. Perkelahian itu sering kali timbul karena tabiat Soetomo suka mentjampuri perkara orang lain. Hampir setiap ada orang bertengkar, ia turut tjampur, sehingga berakibat orang lalu berganti musuh, jaitu dengan dia. Karena kenakalannja dan kebiasaannja suka berkelahi itu sering ia menerima hukuman atau peringatan dari Direktur sekolahnja.

Ia suka meneraktir teman-temannja makan-minum dirumah makan atau nonton gambar hidup. Uang untuk bersenang-senang itu biasanja didapat dari orang tuanja dengan djalan membohonginja: ia minta kiriman uang ekstra, jang katanja perlu untuk pembeli buku-buku peladjaran atau pakaian.

Pada waktu udjian ia biasa minta pertolongan dengan diam-diam dari kawan-kawannja; sebagai pembalas budi ia meneraktir kawan-kawannja itu dengan limun, rokok atau sate kambing dari warung Bang Amat, jang terkenal sebagai rumah makannja murid-murid Sekolah Dokter. Karena hidupnja jang rojal itu, sering ia terpaksa pindjam-pindjam uang kepada teman-temannja.

Lebih tjelaka bagi Soetomo daripada sifat rojal itu adalah sikapnja tak mengindahkan benar-benar akan peladjarannja, karena ia berpikir, djika ia dilepas dari sekolah, sewaktu-waktu ia dapat kembali kepada neneknja di Ngepeh.

Mudjur baginja, sikapnja jang tidak baik itu kemudian ditinggalkannja, karena timbul kesadaran akan diri sendiri dan tumbuh kemauan untuk merubah perangainja.

20