Halaman:Dr Soetomo Riwayat Hidup dan Perjuangannya.pdf/31

Halaman ini tervalidasi

memberi sebarang-barang kepada kawan-kawannja. Keborosan jang dulu itu ditinggalkannja dengan djalan menjendiri bersunji-sunji; ia mengurangi rokoknja, sampai hampir tidak minum rokok lagi. Tetapi meskipun sekarang biasanja hanja pada hari Saptu petang sadja ia merokok, dipilihnja rokok serutu jang mahal harganja. Demikian pula, meskipun hanja sebulan sekali ia pergi menonton gambar hidup, dibeli kartjis kelas jang tertinggi. Ia berpendirian: tidak mengapa hanja sekali-sekali sadja dihari luar biasa menikmati kesenangan hidup, tetapi sedapat-dapat dalam sekali-sekali itu dirasakan kenikmatan jang sesungguh-sungguhnja.

Karena tjara hidup jang telah berubah itu, tidak perlu lagi ia sampai pindjam uang, malahan ia sekarang sedikit-sedikit dapat menabung dari uang tundjangan jang diterimanja dari Pemerintah, sehingga tidak perlu ia meminta uang dari rumah untuk pembeli berbagai keperluan.


MENDIRIKAN 'BUDI UTOMO'

Tjara hidup Soetomo dengan serba teratur itu menjebabkan ia dalam peladjarannja makin mendapat kemadjuan. Dalam keadaan sedemikian itu pada suatu hari berdjumpalah ia dengan Dokter Wahidin Sudirohusodo. Peristiwa itu terdjadi pada achir tahun 1907, diwaktu Dokter Wahidin mengadakan tjeramah dimuka murid-murid Sekolah Dokter tentang tjita-tjitanja mendirikan sebuah Studiefonds, suatu usaha untuk menolong para pemuda Indonesia, agar dapat melandjutkan peladjaran diperguruan tinggi.

Diwaktu sebelum ada pertemuan itu, dikalangan murid Sekolah Dokter sudah timbul niat mendirikan perhimpunan para murid untuk menambah pesat usaha mengedjar kemadjuan. Setelah Soetomo mendengar uraian Dokter Wahidin tadi, makin kuatlah ia terdorong untuk mendjelmakan perhimpunan itu. Untuk itu ditulisnja surat akan mentjari perhubungan dengan murid-murid dikota-kota

26