Halaman:Dr Soetomo Riwayat Hidup dan Perjuangannya.pdf/41

Halaman ini tervalidasi

kerap kali mengandjurkan saja untuk menentang perbuatan-perbuatan jang menjalahi kebenaran dan keadilan.

Isteri saja seorang jang tjinta dan setia kepada suaminja. Ketika saja memadjukan usul meminta persamaan hak (gelijkstelling) guna kehormatan dirinja, ia menolaknja. Dan waktu beberapa teman dokter mempertimbangkan, hendaknja ia beristirahat di Eropa untuk kesehatan badannja, iapun menolaknja, karena ia ingin mengalami suka dan duka bersama suaminja. Belakangan saja mengetahui dari orang lain, bahwa isteriku ingin meninggal disampingku, sjukurlah, keinginannja ini dikabulkan Tuhan.

Isteriku, kini kau telah meninggalkan daku. Sungguh banjak pengorbananmu. Baiklah, keinginanmu akan kuturutkan. Akan kuteruskan perdjalananku menuntut kemerdekaan, kebenaran dan keadilan guna menghormati dirimu djuga'.

Sepeninggal isterinja, Dr Soetomo hidup seorang diri dalam rumahnja. Kerap kali sahabat-sahabatnja diundang untuk makan bersama. Beberapa orangpun diadjak tinggal bersama didalam rumahnja itu. Pada bulan Maret 1936, Dr Soetomo bepergian keluar negeri. Ketika sedang berada di Kandy, Sailan, telah terlahir pengakuannja ― terhadap beberapa orang sahabatnja ― diantaranja Dr Drahaman, bahwa sepeninggal isterinja, tidak lagi ia mempunjai ketjintaan, pelita asmaranja sudah padam.

Sesudah Dr Soetomo kembali ke Tanah airnja, iapun hanja memelihara babu sebagai pengatur rumah tangganja.

Njata, didalam pertjintaan rupanja tidak begitu berbahagia hidupnja.

SIKAP DAN SIFAT SOETOMO

Dipandang sebagai seorang manusia biasa, Dr Soetomo adalah seorang jang gemar bergaul dan tidak membeda-bedakan pangkat dan deradjat. Kepada sopirnja sendiri,

36