Halaman:Dr Soetomo Riwayat Hidup dan Perjuangannya.pdf/46

Halaman ini tervalidasi

tidak segan ia menjatakan kata-kata pudjian. Demikianlah misalnja dalam buku ‘Puspa Rinontje’ ia membentangkan dengan pandjang lebar usaha-usaha seorang Belanda jang bernama Holle, disertai dengan andjuran kepada kaum pemimpin rakjat Indonesia, agar suka meniru siasat Holle untuk mengikat hati rakjat, sehingga mereka itu dengan suka hati mau mendjalankan penerangan dan tuntunan untuk perbaikan nasibnja. Adapun Holle itu adalah seorang ahli pertanian jang sangat tjinta pada rakjat petani; ia sangat berdjasa dalam usaha mempertinggi nilai hasil bumi. Ia mengandjurkan antara lain kepada sekalian pemuda, hendaknja mereka pada waktu hendak menikah gadis pilihannja, membawa sepasang (dua buah) buah njiur untuk diserahkan kepada penghulu dan kemudian untuk dipergunakan djadi benih untuk ditanam dalam perkebunan. Andjuran itu achirnja menimbulkan suatu kepertjajaan dalam masjarakat tani Pasundan, bahwa njiur tadi adalah lambang bagi perkawinan. Kalau njiur itu kelak subur hidupnja, maka perkawinan itu akan membawa bahagia pula. Itulah sebabnja, maka tiap-tiap buah njiur jang dibawa oleh tjalon penganten dipilihnja dengan teliti dan hati-hati sekali; akibatnja ialah, bahwa pohon njiur jang tumbuh dari benih itu subur hidupnja, sehingga achirnja ditanah Periangan terdapat banjak sekali pohon njiur jang tumbuh dengan suburnja pula.

Seorang Belanda lain, jang oleh Dr Soetomo sangat dihargai djasanja, ialah Mr J. H. Abendanon. Tiap mengemukakan djasa R. A. Kartini, tidak lupa ia menjebut-njebut djasa Mr J. H. Abendanon itu. Dalam bukunja ‘Perkawinan dan perkawinan anak-anak’, jang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1928, Dr Soetomo menulis: ‘Penulis merasa salah, djika dalam menjebut nama R. A. Kartini melupakan nama Mr J. H. Abendanon, seorang Belanda sahabat bangsa Indonesia itu. Karena dengan usaha Mr J. H. Abendanon itulah achirnja dapat dikumpulkan surat-surat jang berisi tjita-tjita R. A. Kartini, dan de-

41