Halaman:Eksistensi Bahasa Minangkabau Dalam Keluarga Muda Minang Di Kota Padang.pdf/41

Halaman ini belum diuji baca

Interferensi dalam bidang morfologi, antara lain, terdapat di dalam pembentukan kata dengan afiksnya. Artinya, afiks suatu bahasa digunakan untuk membentuk kata dalam bahasa yang lain.

Interferensi dalam bidang sintaksis adalah interferensi yang terjadi pada struktur kalimat. Pola atau struktur kalimat bahasa tertentu mempengaruhi struktur atau pola kalimat bahasa yang lain. Hal itu dengan jelas dapat dilihat pada kalimat BI dari penutur bilingual Jawa dan Indonesia.

Selain interferensi, terdapat juga istilah integrasi dalam kajian masyarakat multilingual. Sebagaimana dinyatakan dalam Chaer (2004:128) bahwa interferensi pada tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis lebih cenderung disebut “pengacauan”, tetapi pada tataran kosakata dan semantik, interferensi mempunyai andil besar dalam pengembangan suatu bahasa.

Secara linguistis, Verhaar (1977:7) menyebutkan bahwa sistematika setiap bahasa meliputi empat hierarki, yaitu, fonetik, fonologis, morfologis, dan sintaksis. Dari keempat taraf tersebut, dua taraf terakhir, yaitu morfologi dan sintaksis disebut tata bahasa atau gramatika.

2.2.3 Sistem Fonologi Bahasa Minangkabau

Fonologi adalah salah satu bidang dalam linguistik yang khusus tentang bunyi suatu bahasa (Verhaar 1977:36). Subbab yang berjudul Sistem Fonologi bahasa Minangkabau dalam laporan ini berarti membahas atau mengamati sistem bunyi dalam BM. |

Meskipun belum ada kesepakatan di antara para ahli bahasa tentang sistem fonologis BM, sistem fonologi BM

23