Halaman:Eksistensi Bahasa Minangkabau Dalam Keluarga Muda Minang Di Kota Padang.pdf/56

Halaman ini belum diuji baca

3.4 Sikap Berbahasa

Sikap positif terhadap bahasa daerah dapat diwujudkan dengan berbahasa daerah yang baik dan benar, begitu pula dengan sikap positif terhadap BI harus diwujudkan dengan berbahasa Indonesia yang baik dan benar pula. Namun, kenyataan yang ada dalam keluarga muda Minang justru tidak demikian. BM yang mereka gunakan dalam keluarga mereka bukanlah BM standar, tetapi bercampur dengan BI. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa secara umum keluarga muda Minang di Kota Padang tidak bersikap positif terhadap bahasa daerahnya.

Sikap tersebut berdampak pada perilaku berbahasa daerah mereka. Betapa tidak, adanya alih kode, campur kode, dan bahkan interferensi BI ke dalam BM lama-kelamaan akan menggeser kedudukan dan fungsi bahasa daerah mereka meskipun masih dalam taraf yang wajar.

Dari ketiga puluh keluarga muda itu, tiga belas keluarga di antaranya beranggapan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa yang perlu diajarkan kepada anak sejak dini, dengan alasan agar anak-anak mereka mudah memahami pelajaran dan berkomunikasi dengan guru.

Yang memilih menggunakan BM dalam keluarga sebanyak 10 keluarga dengan alasan bahwa merupakan bahasa ibu (Bi), sedangkan BI dapat mereka pelajari di bangku sekolah. Sisanya sebanyak 7 keluarga lebih memilih menggunakan bahasa campuran (BM dan BI) dalam berkomunikasi dalam keluarga, dengan alasan di lingkungan tempat tinggal mereka BM dan BI digunakan secara bergantian. Rincian pemilihan penggunaan bahasa dalam

keluarga muda ini dapat dilihat dalam Tabel 6.

38