Halaman:Gandjaran jang pantes.pdf/32

Halaman ini telah diuji baca

30

TJERITA ROMAN

„Kaoe siapa?"

„Akoe tida perloe berkenalan dengen kaoe."

„He, sekarang akoe kenalin kaoe," kata poela itoe orang moeda jang sekarang djadi goesar betoel-betoel,

„Kaoe si Dogol, jang sekarang ternjata tjoema satoe knecht taxi, satoe badjingan, satoe boeaja.”

„Kaoe djangan menghina padakoe," kata si Hok dengen adem, „di ini malem betoel akoe ada satoe knecht taxi, tapi ada sangkoetan apa dengen kaoe."

Itoe pemoeda tida kasi djawaban, hanja goenaken tangannja boeat mendjotos pada si Hok, jang dengen tjepet kelit, hingga itoe djotosan tjoema mengenaken angin.

„Lebih baek kita djangan berklai," kata ia, „kaoe tentoe maloe boeat berklai dengan satoe knecht taxi. Akoe rasa kaoe anggep diri terlaloe tinggi boeat begitoe, boekan? Dan apa jang baroesan kaoe alamken, itoe tjoema ada satoe pladjaran, bahoea kaoe tida boleh berboeat soeka-soeka pada gadis-gadis jang ti­da ingin diperlakoeken tida senoenoeh oleh pamoeda-pamoeda matjem kaoe."

Samentara itoe, autonja Sien Nio jang soeda dikasi bekerdja motornja, tida djadi dikasi brangkat. Chauf­feur laloeh toeroen boeat liat apa jang aken terdjadi dan djoega bebrapa orang, kebanjakan chauffeurs dan knecht dari auto-auto jang menoenggoe di sitoe kroeboengin marika. Moehamad, itoe chauffeur taxi, pada siapa si Hok ada mengikoet itoe-malem, djoega berada di itoe tempat.

Tapi roepanja itoe orang moeda jang telah tertjegah maksoednja tida bisa meliat gelagat, la tida maoe mengarti, jang si Hok sedikitnja ada mempoenjai kepandean, hingga dengen satoe kali sentak soeda bisa bikin ia terdjengkang dan dengen gampang sekali ego-