Halaman:Gandjaran jang pantes.pdf/33

Halaman ini telah diuji baca

sin ia poenja poekoelan. Sekarang kombali ia mendjotos, tapi dengen sabar si Hok tangkap tangannja dan pentjet ia poenja nadi. Pentjetan itoe ada begitoe keras, hingga seperti djoega itoe tangan terdjepit dengen tjapit besi. Sekarang si Hok poen roepanja djadi goesar, giginja bekreket waktoe ia meneken dan tarik tangannja itoe orang jang hendak poekoel padanja. Kombali ia menarik dan seperti poen tadi, ia bikin itoe lelaki kanjoeknjoek, pada djalaran jang keras.

„Slamet djalan, nona-nona," kata ia pada Sien Nie dan doea soedara misananja jang goemeteran meliat itoe perselisihan, „chauffeur, hajo anter kaoe poenja nona poelang. Ini perkara akoe sendiri poen masi bisa beresin."

Chauffeurnja Sien Nio naek poêla di itoe kandara'an jang lantes didjalanken.

Sekarang si Hok menoenggoe apa jang itoe orang jang soeda doea kali ia bikin tergoeling nanti berboeat. Di loear ia poenja doega'an, itoe orang tjoenia melotot sadja padanja, bersihken pakean jang dja­di kotor dan laloeh ngelojor pergi. Kawannja mengikoet.

Si Hok dioeroek dengen roepa-roepa pertanja'an oleh orang-orang jang kroeboengin padanja, tapi ia tjoema mesem sadja, dengen tida maoe membri katerangan apa-apa.

Di itoe malem, kira-kira djam tiga si Hok baroe berada poeia dalem ia poenja roemah ketjil. Dari Moehamad, itoe chauffeur taxi, ia tjoema dapet satoe roepia, tapi toch ia merasa girang. la girang, bahoewa ia soeda bisa Iakoeken satoe perboeatan jang ia anggep ada satoe kabaekan.