Halaman:Gandjaran jang pantes.pdf/37

Halaman ini telah diuji baca

GANDJARAN JANG PANTES

35

tjoema hanja napasnja manoesia, atawa datengnja toefan jang heibat.

Begitoelah sedeng orang jang menerima pertoeloengan sama sekali tida hargaken pertoeloengan itoe, adalah Sien Nio jang sabetoelnja tida mempoenjai perhoeboengan dengen itoe kedjadian, sebaliknja saben-saben inget itoe kedjadian, dan djikaloe soeda terdjadi begitoe, ia djadi ingin taoe, tjara begimana si Hok atoer pengidoepannja, dalem keada'an begi­mana ia berdiam, dan apa jang djadi pengasilannja.

Sesoedahnja bikin perdjalanan tigaminggoe lamanja, Sien Nio poelang dan dengen heran ia liat si Hok ada di antara penggawe-penggawe jang bekerdja dalem ia poenja toko.

Tempo liat itoe gadis, dengen lantes parasnja si Hok berobah, tapi ia boekan tida taoe, jang ia bekerdja pada ajahnja itoe gadis, tapi lantaran ia ingin dapet pakerdja'an tentoe, satidanja boeat itoe satoe boelan, jang ia tida oesa sekola, ia lamar pakerdja'an di itoe toko dan ditrima.

Di waktoe sore, tempo toko soeda ditoetoep dan si Hok hendak brangkat poelang, ia dipanggil mengadep oleh ia poenja madjikan.

„Hok," begitoe entjek Tiong Bie, ajahnja Sien Nio berkata, „akoe maoe tanja pada kaoe dan akoe harep kaoe nanti bitjara teroes terang. Sabetoelnja kaoe bekerdja di sini, apa memang ada mempoenjai laen maksoed?

Si Hok berpikir sabentaran. Apakah jang mendjadi sebab hingga itoe pertanja'an dimadjoeken padanja. Mendadak ia djadi mengarti! Tentoelah Sien Nio jang telah tjeritaken siapa adanja ia poenja diri, dan itoe katerangan dari poetrinja, bisa dimengarti ada mem­bikin entjek Tiong Bie djadi tjoeriga. Tapi boeat men-