Halaman:Gandjaran jang pantes.pdf/44

Halaman ini telah diuji baca

42

TJERITA ROMAN

{{hwe|liatan|keliatan} mata idoengnja. la sendiri soeda djadi lemah sekali dan tempo ia soeda lemparkan itoe speda, ia roeboeh di tanah dan djadi pangsan.

Tempo Hok mendoesin dari pangsannja, ternjata ia berada dalem satoe roemah sakit. Tjoema matanja sadja jang tida tertoetoep dengen verband, tapi ia poenja laen-laen anggota semoeanja terlibet dengen kaen poetih. la rasaken sakoedjoer badannja sakit se­kali dan teroetama ia poenja kepala membikin ia dja­di mengarti. Tapi ia tahan sabisa-bisa dan tempo liat ada satoe djoeroe rawat jang menghampiri, ia menanja:

„Akoe ada di mana?"

„Dalem roemah sakit."

„Apa akoe poenja loek-loeka berbahaja?"

„Tida, tapi kaoe tida boleh banjak bergerak."

Hok meremken matanja. la gigit bibir, agar tida merinti poela, sedeng dari sakiternja ia denger soeara merinti tida brentinja. la boeka kombali matanja dan dapet kanjata'an bahoea di itoe roeangan ada berbaring bebrapa blas orang jang djoega diverband loeka-loekanja.

Sekarang ia inget pada kedjadian di itoe hari. la lebih perhatiken pada orang-orang jang berada di deket itoe roeangan dan ia liat njata, di satoa pem­baringan jang tida terlaloe djaoeh dari ia ada terle­tak itoe orang moeda jang telah serang padanja, itoe orang jang ia telah kasi satoa tendangan.

„O, ia djoega moesti dibawa ka mari?" begitoe Hok berpikir. „Akoe harep sadja akoe poenja tenda­ ngan tida terlaloe djitoe, hingga ia poenja djiwa tida tarantjem bahaja." Tapi djoestroe itoe tendangan ada djitoe sekali,