Halaman:Gerakan wanita di dunia.pdf/120

Halaman ini tervalidasi

Penduduknja, jang terdiri dari berbagai bangsa dan golongan itu, menambah perbedaan hidup di kota dan diluarnja. Dan sudah barang tentu, bahwa kaum wanita kota itu hidupnjapun dipengaruhi pula oleh keadaan-keadaan disitu. Kebiasaan wanita-wanita, bukan bangsa Indonesia, dengan mudah ditiru oleh wanita-wanita Indonesia umumnja dan para pemudi chususnja. Soal "ber-make-up",mentjat bibir, mengerik alis, berpakaian setjara pemudi-pemudi Barat, baik setjara mode Paris, maupun meniru potongan rok à la bintang pilem Hollywood, bukanlah suatu jang aneh bagi pemudi-pemudi Indonesia di kota.

Djuga tjara mengatur rumah, memperhias ruangan depan atau dalam dari rumahnja, hampir tidak ada bedanja dengan tjara-tjara jang dipakai oleh wanita-wanita Barat. Tetapi, bagi orang Indonesia, dengan mudah kita mengetahui, apakah rumah tadi didiami oleh keluarga asing atau Indonesia, karena adalah sesuatu jang tidak dapat dikatakan begitu sadja. Didalam susunan kursi dan lampu-lampu diruangan depan, meskipun benda-benda tadi adalah mahal dan bagus-bagus, akan tetapi "djiwa Timur" itu selalu nampak. Dengan sepintas lalu, dapat kita mengatakan ini rumah orang Indonesia, itu rumah orang Eropah misalnja.... karena djiwa dalam susunan perabot-perabot jang kita lihat itulah, jang mentjeriterakan kepada kita.

Karena itu, pepatah "Timur tinggal Timur dan Barat tinggal Barat", dalam soal menghias rumah dan mengatur rumah-tangga Indonesia pun selalu terlihat. Wanita Indonesia, jang bagi kalangannja dapat tjap "kebarat-kebaratan", belum bisa mendjauhkan diri dari sifat ketimurannja. Mungkin bagi orang jang mendjalankannja, dia sudah merasa "sematjam" wanita Barat, tetapi bagi jang melihat, dia masih serba tjanggung.

102