kan anak-anak jang banjak. Bila kaum wanita memperhatikan peringatan Gandhi itu, maka soal-soal jang mengenai pemeliharaan anak-anak akan lebih mudah dipetjahkan. Anak jang kurang banjaknja dapat dipelihara dengan lebih baik, sehingga anak-anak jang meninggal semakin kurang; dengan demikian bertambahnja orango-rang dewasa dalam masa satu angkatan achirnja akan hampir sama dengan keadaan sekarang.
Dalam tahun 1940 Gandhi menulis: "Wanita ialah suatu pendjelmaan ahimsa. Ahimsa artinja kasih jang tak berhingga, dan ini berarti pula, kesanggupan menahan penderitaan jang tak ada batasnja. Wanita, ibu manusia, membuktikan kesanggupan demikian dengan sebaik-baiknja. Hendaklah kaum wanita menurunkan kasih ini pada semua manusia, dan hendaklah mereka lupakan, bahwa mereka pernah mendjadi objek guna memuaskan hawa-nafsu kaum lelaki, bila kelak mereka menduduki tempat jang lajak disisi kaum lelaki sebagai ibu mereka, jang mendjadikan mereka, dan sebagai penuntun jang sabar".
62