Halaman:Graaf De Monte Christo - 18.pdf/46

Halaman ini tervalidasi

— 1060 —

kaadaannja kita poenja diri, maka membri ampoenlah pada kita. ini kamar dimana sahari hari ada bebrapa pesakitan masoek, djoega mengingetken pada kita, dari kita poenja kasalahan-"

Toewan de Villefo:t bergodek kapalanja dan tarik napas pandjang. Dan kita," berkatalah ija lagi, „kita mengakoe sendiri, ijang kita djoega moesti, masoek djadi pesakitan?"

„Kaoe," bertanja njonja Danglars.

„ja, kita."

„Kita rasa ijang kaoe timbang terialoe berat di dalam kaoe poenja perkara sendiri," berkata njonja Danglars, „ijalah kaoe moesti timbang djoega ijang kaoe poenja kesalahan terboewat dalem kaoe poenja oemoer moeda, waktoe kaoe masi koerang ingetan, Allah ijang Maha koeasa nanti membri ampoen pada kave sa-orang ijang pegang pangkat besar."

„Njonja," berkata toewan de Villefort, „kaoe kenal pada kita, kita tida soeka bohong, atawa poera-poera, kaloe tida ada kamoestiannja. Kaloe kita poenja batok soedah kalihatan keroetnja, maka itoelah sebab, kita poenja hati berasa sedi, kaloe kita poenja hati seperti batoe, itoelah aken menahan kesoesahan, ijang dateng pada kita, Waktoe kita masi bertoendangan dan kita orang berdjamoe dalem roemah di djalan Ducous di Marseille. Tetapi dari pada itoe waktoe semoen berobah, baik di dalem kita poenja hati, baik di loearnja; kita poenja pengidoepan saperti orang ijang soedah toea, dan kepingin tida laen dari aken mendjadi orang besar. Begitoelah kita djadi, apa ijang kita soedah lama harep; begitoe djoega kita poenja hati masi sadja berasa