Halaman:Graaf De Monte Christo - 19.pdf/67

Halaman ini tervalidasi

— 1140 —

„Dengarlah“ berkata poela toewan Morrel: „tida tjoema satoe kali ini, ijang kaoe berpikir ini hal ijang penting, maka kita rasa ijang pada ini waktoe kaoe tida boleh sembarangan menimbang hal ini dan tinggal simpen doeka tjita, dari itoe sekarang djoega moesti di djadiken katentoean, apa ijang moesti di bikin; apatah kaoe maoe melawan kamaoe- annja kaoe poenja orang toea, Valentine?“

Nona Valentine mendjadi poetjet dan memandang pada toean Morrel dengen moeka sedih. Jalah sekali-kali belon taoe berpikir aken melawan kamaoe-annja ija poenja orang toea.

„Apatah kaoe soedah minta dari kita, Maximiliaan?“ bertanja nona Valentine, „Kaoe maoe ijang kita melawan kamaoeannja kita poenja orang toea? Itoelah tida boleh djadi.“

Toean Morrel terkedjoet.

Nona Valentine berkata poela: „kaoe poenja hati soenggoeh baek sekali, Maximiliaan, maka kaoe tentoe mengarti djoega, ijang kita tida boleh melawan kamaoeannja kita poenja orang toea, dari itoelah kaoe tida menjaoet, djoega apa lagi kamaoeannja kita poenja neneh, ijang hendak meninggal doenia.“


Aken disamboeng.