Halaman:Graaf De Monte Christo - 20.pdf/12

Halaman ini telah diuji baca

— 1142 —

,,Apatah ijang kaoe hendak bitjara ?"

,,Dengarlah, Valentine."

Nona Valentine sekarang meliat ka langit dan tarik napas sedih.

,,Kita sekarang sa-orang mardika," berkata poela toean Morrel,,,dan kita poenja kemampoean sampe aken hidoep senang dengen kita orang berdoea; kita soempah pada Allah, ijang kaoe nanti djadi kita poenja istri, sabelonnja kita brani tjioem kaoe poenja kapala."

Kaoe bikin goemeter pada kita" berkata nona Valentine.

,,Kaoe moesti toeroet dengen kita," mendjawab toean Morrel,,,kita hendak bawah kaoe, pada kita poenja soedara prampoean, ijang haroes djoega mendjadi kaoe poenja soedara; kita orang nanti pergi ka Algiers, ka Engeland atawa Amerika, kaloe kaoe tida soeka aken tinggal di satoe kota ijang lebih ketjil, dimana kita orang nanti tinggal berdiam, sampe kita orang poenja sobat sobat di kota Parijs bisa berdamiken kombali pada kita orang, dengen kaoe poenja familie."

Nona Valentine gojang kepalanja: „Kita soedah berasa, Maximiliaan, ijang kaoe hendak memboeat hal ijang tida pantes; maka itoe kita moesti menjaoet tida maoe. Kita tida boleh memboeat, apa ijang soedah mendjadi kaoe poenja kamaoean, tida boleh, Morrel!"

,,Makalah kaoe hendak toeroetin djoega kamaoeannja kaoe poenja orang toea, dengen tida maoe menjoba aken menjegah ini?" bertanjah toean Morrel dengen moeka merah.

„Ja, biarlah kita moesti mati dari pada ini," menjaoetlah nona Valentine.