Halaman:Graaf De Monte Christo - 20.pdf/31

Halaman ini telah diuji baca

— 1161 —

,,Apatah kaoe bilang itoe pada kita, di atas kita poenja pangkat Hakim atawa kaoe bilang itoe pada satoe sobat?,, bertanja toewan de Villefort.

„Pada sekarang ini kita bilang itoe sebagi kita poenja sobat," menjaoet toewan docter, pertandahan sakit itoe, begitoe sama dengen pertandahan sakitnja orang kemasoekan ratjoen dari saroepa daon, ijang kaloe kita moesti soempah aken menetepken, apa ijang mendjadi lantaran ijang betoel di atas kematiannja njonja de Saint Meran, kaloe kita tida bisa mengangkat itoe soempah, sebab tida bisa di bedaken. Makalah kita bilang ini pada kaoe, sebagi kita poenja sobat, dan pada itoe sobat, djoega kita brani bilang ijang kita sendiri soedah mengawasken betoel-betoel kasakitannja, sampe matinja njonja de Saint Méran dan tida sadja dengen tentoe, kita bisa bilang ijang njonja de Saint Méran soédah kemasoekan ratjoen, tetapi kita bisa bilang djoega begimana roepanja dan namanja itoe ratjoen."

„Toewan! Toewan!" bersesambat toewan de Villefort.

,,Boleh djadi djoega ijang itoe ratjoen tida di kasi minoem dengen sengadja, tetapi sebab keliroe," berkata toewan docter.

Toewan de Villefort pegang tangannja toewan docter dan berkata:

,,Oh, tida boleh djadi begitoe! Kita mengimpi, ija Allah! Kita mengimpi! la, teramat sanget aken kita moesti denger, hal begini dari se-orang seperti kaoe. Astaga, toewan doctor' bilanglah pada kita ijang kaoe bisa kliroe djoega!"

,,Soedah, tentoe kita bisa kliroe djoega, tetapi....."

Tetapi ... ?"

"Ini kali kita kira, ijang kita tida kliroe!"

"Docter, kasiankenlah pada kita; soedah bebrapa hair