Halaman:Graaf De Monte Christo - 20.pdf/36

Halaman ini telah diuji baca

— 1166 —

toean de Villefort, salamanja hidoep kita tida nanti loepa, ijang kaoe kita poenja sobat soenggoe-soenggoeh."

Sebab toean de Villefort ko atir ijang toean docter nanti oeroengken apa ijang dia soedah djandji, maka lantas ia berdiri dan dengan lekas dia tarik toean docter aken berdjalan masoek dalem roemahnja.

Sekarang toean Morel bisa tarik napas legah, sebab kadoea orang itoe, soedah berlaloe dari sitoe, maka dia keloewar dari tempat semboeniannja. Begitoe djoega roepanja toean Morel masi teramat poetjet.

"Ja Allah! toeloenglah kita poenja diri," bersesambat toean Morel, tetapi apatah Valentine, kita poenja djantocng hati, bisa tahan doeka hatinja ?"

Dengen bitjara bagini, toean Morel memandang roemahnja toean Villefort, apa lagi kamarnja njonja de Saint Meran ijang telah meninggal doenia, dimana dia bersangka nona Valentine mendjaga. Didalam fikirannja seperti dia liat nona Valentine menangis disitoe.

Soedah tentoe tida mengherankan, ijang toean Morel bagimana djoega hatinja koewat amat sanget, tergoda hatinja dari pada tjintahannja dan koewatirannja aken nona Valentine, maka teramat soeker hatinja. Dari pada bingoengnja dia berdjalan di dalem kebon tida fikir lagi kamana dia pergi dan ingetannja tida lain dari aken ketemoe pada nona Valentine. Sabentar-sabentar dia sangka liat pada nona Valentine, atawa denger soewaranja.

Dengen tida bisa menahan hati napsoenja, dia, berdjalan ka roemahnja toean de Villefort aken ketemoe pada nona Valentine, maka dia naek tangga roemah dan biarken toean de Villefort nanti dapet liat padanja, ialah tida mendjadi