Halaman:Graaf De Monte Christo - 20.pdf/37

Halaman ini telah diuji baca

— 1167 —

ken koewatirnja lagi, ija hendak mengakoe ketjintahannja dengen nona Valentine, serenta memoehoen aken belas kasihan padanja dan berkenanken katjintahannja orang doea itoe. Soedahlah, toean Morel itoe waktoe boleh di samaken dengan orang gila.

Slamat aken dia, ijang tida satoe orang liat padanja. Dia berdjalan teroes dalem roemah itoe dan ka loteng aken pergi ka kamarnja nona Valentine, tetapi waktoe dia liwat di satoe kamar, ija denger nangisnja saorang prampoean dan srenta dia menoleh, dia liat dari pintoe ijang saparoh terboeka, nona Valentine ijang lagi menangis dalem itoe kamar.

Lantas toean Morel boeka itoe pintoe dan dia masoek.

Di dalem tempat tidoer, ada te toetoep dengen kain poetih, dia liat dari pada moendjoengnja seperti ada lojannja manoesia, ialah itoe lojan ijang di tjeritaken tadi di kebon, ijang dia soedah dapet denger.

Di sabelahnja tempat tidoer, dengen bersoedjoed dan kapalanja di taro atas bantal, nona Valentine kaliatan menangis.

Toean Morel panggil namanja nona Valentine, ijang bernoleh, dan lantas kenal djoega padanja, dengen tida menghoendjoeken keheranan. Nona Valentine hoendjoek dengen tangan pada lojan nenehnja dan djatoh menangis lagi.

Tida satoe dari itoe doewa orang brani bitjara di dalem ini kamar. Roepanja dia orang doewa-doewa disitoe, di hadepan mait, tentoe orang poenja hati seperti takoet, bahna di kiranja ijang dia ada berhadapan sama malaikat maoet ijang ada berdiri di kepala mait itoe. Lama-kelama-an, maka, Valentine moelai berkata-katanja: