Halaman:Graaf De Monte Christo - 20.pdf/43

Halaman ini telah diuji baca

— 1173 —

bertanja Valentine.

"Ja, akoe soeka," berdjawab orang toewa itoe dengan tida bergerak.

,,Maka tjang, boekan aken melawan kahendakan papa, dan nanti toeloeng kita berdoewa ijang djoega djadi tjang poenja anak?"

Noirtier tinggal memandang pada Morrel dengan mata seperti hendak menemboesken hatinja, seperti dia maoe kata: Ja, belon tentoe" maka Maximiliaan mengarti.

„Nona," berkatalah Maximilaain pada Valentine,,,djangan loepa ijang nona masih ada kawadjiban ijang amat moelia aken disampeken di dalem kamar nona poenja nénè; apa nona maoe kasi permisi pada akoe sebentaran, aken akoe bitjara doeloe sama toean Noirtier?"

„Ja, ja, memang itoelah ijang akoe kepingin," demikianlah kata matanja toewan toewa ijang loempoe itoe. Abis dia memandang Valentine seperti orang ijang koewatir.

,,Tjang maoe tanja, bagimana Maximiliaan bisa mengarti sama tjang?"

„Ja."

,,Q! djangan koewatir; kita berdoewa soedah begitoe sering beromong-omong dari papa tjang, dengen begitoe Maximiliaan tentoe taoe, bagimana akoe bisa mengarti sama tjang." Sembari bermesem ijang manis nona Valentine menoleh memandang Maximiliaan kendatipoen mesem itoe tida bisa menoetoepken sama sekali kasedihannja, maka kata poelah Valentine:

,,Dia taoe semoewa, apa ijang akoe taoe."

Valentine kasi satoe korsi sama Morrel, dia titahken Barrois aken djangan kasi satoe orang masoek ka dalem kamar,