Halaman:Graaf de Monte-Cristo Bagian 3.pdf/97

Halaman ini tervalidasi

91

Aken satoe perkara, Dantes ada beringat tetap sekali. Kaloe sampe cipier brani kisarken pem­baringan, aken tjari taoe kaädaännja lobang di tembok, jang terpedeng dengan pembaringan itoe, ia nanti hantam kapalanja cipier dengan satoe batoe besar, di mana gendi ajer ada tertaro. Djika djadi bagitoe, ia nanti dapat hoekoeman mati; aken tetapi apa ia belon djadi satengah mati atawa hampir mati, oleh kerna merasa kesal dan poetoes pengarapan?

Di waktoe sore cipier datang sabiasanja; Dantes ada berdoedoek di bale pembaringannja dengan berdoedoek di sitoe ia poen boleh mendjaga lebih baik pada itoe lobang jang terpedeng dengan pembaringan itoe.

Brangkali djoega Dantes ada melihat dengan mata bersorot tadjam kapada cipier itoe ; kerna cipier berkata kapadanja.

—»Ada apa? Matamoe beringas kembali ; apa kaoe moelai djadi gila lagi?"

Dantes tida menjahoet; kerna ia ada selempang, kaloe-kaloe soewaranja jang goemetar nanti terbitken doegaän apa-apa di hati cipier. Orang ini memandang padanja sakoetika, laloe berdjalan pergi ambil gojang kapala.

Tempo hari soedah djadi gelap. Dantes ada kira, bahoewa ia poenja tetangga nanti datang berkata-kata sama dia; aken tetapi sampe pada esok pagi . . .en, tetangga itoe tida terdengar gerak-geraknja.