Halaman:Graaf de Monte-Cristo Bagian 5.pdf/89

Halaman ini telah diuji baca

87

ia telah mati dau terkoeboer, tida bisa lagi membentji, tida bisa lagi membales sakit. Maka baik­ lah traoesah kita omongken lagi perkaranja."

— »Kaloe bagitoe, kaoe soeka saja serahken sadja pada Edmond poenja sobat-sobat palsoe, apa jang Edmond soedah niat kasih pada sobat-sobat jang benar?"

— »Hm! benarlah ingatanmoe, kaloe kaoe rasa barang itoe tiada pantas diserahken pada marika. Djoega apatah goenanja barang itoe dibriken pada marika? Apatah goenanja satetes ajer pada laoetan besar?"

»Ja," kata njonja Caderousse jang doedoek di tangga loteng: »tapi kaoe tida ingat, bahoewa orang-orang itoe bisa remoekken kapalamoe dengan gampang sekali!"

»Hm?" kata si pandita: »Apa orang-orang itoe ada kaja dan berkoewasa?"

— »Apa kaoe tida taoe marika itoe poenjahikajat?"

— »Tida; biarlah kaoe tjeritaken itoe padakoe."

Caderotisse berpikir sakoetika, laloe berkata: »Saja rasa, baiklah saja tida tjerita; djoega per­kara-perkara itoe tida bisa ditjeritaken di dalam sedikit tempo."

»Apalah boleh boewat!" kata poela si pandita: »Masing-masing orang boleh toeroet Soekanja sen­diri. Djoega boewat apatah saja dapat taoe hal ini atawa itoe? Kahendaknja Edmond ada njata sekali. Maka biarlah saja djoewal sadja ini tjintjin permata."